'Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan,
teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah
ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan
memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku
kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku
bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali
oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comtetahun 1842. Sehingga Comte
dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Selanjutnya Émile Durkheim — ilmuwan
sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai
disiplin akademis. Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology
pada tahun 1876. Di Amerika Lester F.Ward mempublikasikan Dynamic
Sosiology. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan
kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat
di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Daftar isi
[sembunyikan]
* 1 Pengertian
* 2 Definisi Sosiologi
* 3 Pokok bahasan sosiologi
* 4 Perkembangan sosiologi dari abad ke abad
o 4.1 Perkembangan pada abad pencerahan
o 4.2 Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan
o 4.3 Gejolak abad revolusi
o 4.4 Kelahiran sosiologi modern
* 5 Referensi
* 6 Lihat pula
[sunting] Pengertian
Sosiologi
merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang
artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita,
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De
Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi
muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.
Potret Auguste Comte.
Sejak
awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat
tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari
perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para
ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan
ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Dalam
buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual,
yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.
Tiga tahapan itu adalah :
1. Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda
di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang
berada di atas manusia.
2. Tahap metafisis; pada tahap ini manusia
menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau
inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena
adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas
tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang
seragam.
3. Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.
Comte
kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis.
Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang
menjadi dasar adanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian
tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.oe
Rintisan
Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari
tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain
Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg
Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa).
Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
*
Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami
masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri
atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
* Karl Marx
memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap
konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan
masyarakat.
* Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial
sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
* Max
Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya
menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun
perilaku manusia.
[sunting] Definisi Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.
* Pitirim Sorokin
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan
gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan
yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum
semua jenis gejala-gejala sosial lain.
* Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
* William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
* J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
* Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
* Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
* Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
* Soejono Sukamto
Sosiologi
adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan
yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum
kehidupan masyarakat.
* William Kornblum
Sosiologi
adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku
sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam
berbagai kelompok dan kondisi.
* Allan Jhonson
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut
mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya
mempengaruhi sistem tersebut.
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
“
Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat
ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha
mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat
umum ”
[sunting] Pokok bahasan sosiologi
* Fakta sosial
Fakta
sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di
luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu
tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat
waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan
memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa
dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di
luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan
individu (murid).
* Tindakan sosial
Tindakan sosial
adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku
orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan
merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan
dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan
tindakan sosial.
* Khayalan sosiologis
Khayalan
sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di
masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills,
dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat,
riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya.
Alat untuk
melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles
adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap
nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan
kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki
satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble.
Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan
pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang
menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut
merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
* Realitas sosial
Seorang
sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai
tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog
tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian
secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan
pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
[sunting] Perkembangan sosiologi dari abad ke abad
[sunting] Perkembangan pada abad pencerahan
Banyak
ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan
Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada
yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.
Pendapat
itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan,
seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat
bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui,
apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya.
Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat
belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan
di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap
pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak
di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai
perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
[sunting] Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan
Perubahan-perubahan
besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner
sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti
dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama
dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis.
Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa
pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai
menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.
[sunting] Gejolak abad revolusi
Perubahan
yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur
masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum
Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan
haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus
memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak
kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas
Gejolak
abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa
perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan
betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban
berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu
dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara
dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi
menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap
perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
* Perubahan
masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja,
melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
* Harus
dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk
menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat
serta masuk akal.
* Dengan metode ilmiah yang tepat
(penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori
berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi
sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.
[sunting] Kelahiran sosiologi modern
Sosiologi
modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan
Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana
sosiologi muncul pertama kalinya).
Pada permulaan abad ke-20,
gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu
berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri
baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak
sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan
masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras,
untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa
tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang
sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi
modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan
sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan
empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari
fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu
dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak
saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam
sosiologi.
No comments:
Post a Comment